
Oplus_16908288
Muriaraya.co.id, – Kronologi siswi kelas XII SMK Negeri 1 Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Bunga Rahmawati, meninggal dunia setelah mengalami gejala keracunan. Korban sempat diberi obat masuk angin.
Bunga merupakan satu dari ratusan siswi yang mengonsumsi MBG di SMK Negeri 1 Cihampelas. Sebanyak 121 temannya yang mengalami keracunan pada Rabu (24/9/2025), namun saat itu dia tidak mengalami tanda-tanda keracunan.
Program MBG adalah program pemerintah Indonesia yang bertujuan untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis kepada kelompok rentan, seperti siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mengurangi angka malnutrisi dan stunting.
Program ini merupakan inisiatif dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk membangun fondasi kesehatan dan kesejahteraan bangsa, serta turut menggerakkan ekonomi lokal dengan melibatkan UMKM dan produsen rakyat dalam rantai pasoknya. Akan tetapi, dalam praktiknya justru banyak yang keracunan.
Camat Cihampelas, Agus Rudianto, lantas mengungkap kronologi meninggalnya Bunga. Bunga pertama kali mengalami gejala mirip keracunan pada Senin (29/9/2025). Selain mual, Bunga juga merasakan pusing.
“Jadi ini kata keluarganya, Senin masih sekolah. Enggak ada tanda-tanda (sakit), baru pada malamnya dia ngeluh sakit kepala, gitu katanya,” kata Agus dikutip dari Tribunjabar, Rabu (1/10/2025).
Tidak ada kecurigaan dari pihak keluarga terhadap apa yang dialami Bunga yang mengarah kepada hal yang lebih serius. Bahkan, kondisi kesehatan Bunga terus membaik setelah diberi obat masuk angin hingga bisa bersekolah pada Selasa (30/9/2025).
“Kemudian dikasih aja ini obat masuk angin, besoknya (Selasa) sudah baikan, sudah masuk sekolah. Baru pas pulang sekolah adiknya yang laki-laki ini lihat kakaknya (Bunga) di kamar, melotot sambil mulutnya berbusa gitu,” jelas Agus.
Bunga sempat dibawa ke RSUD Cililin untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun Bunga dinyatakan telah meninggal dunia sebelum mendapatkan penanganan di rumah sakit tersebut.
“Meninggalnya katanya di ambulans waktu mau dibawa ke (RSUD) Cililin. Informasinya sudah dimakamkan kemarin ya,” ujar Agus.
Agus pun turut menyangsikan jika meninggalnya Bunga dikaitkan dengan MBG. Meski ikut mengonsumsi MBG pada Rabu (24/9/2025), Bunga tak mengalami keracunan seperti siswi lain.
“Intinya begini, jadi itu pada saat kejadian keracunan itu bunga ini nggak ada, tanda-tanda, gejala-gejala (keracunan MBG) enggak ada. Jadi dia ini enggak dirawat seperti yang lain kan. Dia enggak ada sakit di hari itu, aman gitu kan. Saya cek ke posko KLB, dia enggak ada ke posko di posko Mekarmukti, enggak ada ke puskesmas (Cihampelas). Jadi kan dia itu aman lah. Kalau memang ingin dipastikan kan harusnya lewat visum ya, tapi keluarga menerima sebagai musibah,” imbuhnya.
Senada dengan Agus, Kepala Puskesmas Cihampelas Edah Jubaidah juga menyangsikan jika Bunga karena karena MBG. Pasalnya, Bunga bukan siswi yang mengalami keracunan pada Rabu (24/9/2025) dan gejala yang muncul jauh setelah tragedi keracunan massal.
“Gejalanya memang keracunan, tapi jarak waktu dari makan MBG jauh, kemungkinan juga sudah mengonsumsi makanan lain selain MBG,” kata Edah